LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN
WAWANCARA
( Industri Pembuatan Tempe Kedelai di Kabupaten
Purworejo )
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Entrepreneurship & Business Planning
Dosen Pengampu : Susi Widjajani,
M.Si

Oleh
Nama : Noviannisa Samsu
NIM : 172210077
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Saya, sehingga Saya dapat menyelesaikan
Laporan Observasi dan Wawancara ini membahas tentang hasil observasi dan
wawancara industri pembuatan tempe yang ada di Baledono, Purworejo.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami hingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
- Allah
YME yang memperlancar dan melindungi saya ketika observasi dan wawancara
di lapangan.
- Ibu
Susi Widjajani,M.Si sebagai dosen mata kuliah entrepreneurship and
business planning.
- Orang
tua saya yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan observasi
dan wawancara.
- Pelaku
usaha industri tempe yang telah berkenan saya observasi dan wawancarai.
- Teman-teman
yang mendukung dan memberi masukan kepada saya.
Terlepas
dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki laporan hasil observasi dan wawancara ini.
Akhir
kata saya berharap semoga laporan hasil observasi dan wawancara ini tentang
industri pembuatan tempe ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Purworejo,
12 April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar gagasan membuka bisnis............................................................................ 1
B.
Nama & alamat.................................................................................................... 1
C.
Bidang Usaha....................................................................................................... 1
D.
Bentuk Usaha...................................................................................................... 2
E.
Gambaran perkembangan usaha bisnis................................................................. 2
BAB II PROFIL USAHA BISNIS
A.
Gambaran Umum usaha bisnis............................................................................. 3
B.
Perizinan............................................................................................................... 3
C.
Aspek Teknis Produksi/Operasi........................................................................... 4
D.
Aspek Pemasaran................................................................................................ 12
E.
Aspek Manajemen............................................................................................... 13
F.
Aspek Keuangan................................................................................................. 14
BAB III KESIMPULAN
Kesimpulan........................................................................................................... 15
LAMPIRAN
A.
Foto Observasi Dan Wawancara ....................................................................... 16
B.
Questioner........................................................................................................... 17
DAFTAR TABEL
Tabel
1 : Kandungan zat gizi pada tempe kedelai........................................ 3
Tabel
2 : Komposisi tempe yang baik.......................................................... 11
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1 : Proses perendaman kedelai........................................................ 6
Gambar
2 : Proses perebusan kedelai............................................................ 7
Gambar
3 : Proses pencucian kedelai............................................................ 7
Gambar
4 : Proses perendaman kedelai selama satu malam......................... 8
Gambar
5 : Proses pencucian kedelai tahap 2............................................... 8
Gambar
6 : Proses pengukusan kedelai......................................................... 8
Gambar
7 : Proses pendinginan kedelai........................................................ 9
Gambar
8 : Proses peragian........................................................................... 9
Gambar
9 : Proses pembungkusan kedelai dengan daun.............................. 9
Gambar
10: Proses pembungkusan kedelai dengan plastic.......................... 10
Gambar
11: Proses penyimpanan kedelai yang sudah dibungkus selama
dua
malam.................................................................................................... 10
Gambar
12: Tempe yang sudah siap dijual ................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Dasar
gagasan membuka bisnis
Keberhasilan suatu usaha tergantung sebagian besar
dari karakteristik pribadi dan keterampilan. Sebelum memulai untuk memutuskan
suatu usaha maka seseorang harus jujur menilai diri sendiri apakah kita tepat
untuk menjalankan usaha ini.
Usaha
tempe dikembangkan dalam rangka pengembangan industri
khusus kedelai dalam pengolahan pangan dalam bentuk tempe yang dilakukan secara
sederhana. Manfaat yang bisa diambil dari pengembangan usaha tempe pada
industri ini adalah untuk memenuhi permintaan konsumen atau kebutuhan
masyarakat dalam konsumsi olahan kedelai. Dalam menjalankan bisnis ini tidak
terlalu membutuhkan keterampilan untuk dapat menjalankan usaha dengan sukses.
Gagasan untuk mengembangkan usaha tempe ini juga
karena hasil produksi kedelai belum dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani dengan lebih baik sehingga perlu ada proses pengolahan
lebih lanjut atau diversifikasi dari komoditi kedelai dan juga gagasan
menjalankan bisnis adalah untuk mengangkat industri rumah tangga dengan harapan
menambah keterampilan sekaligus meningkatkan pendapatan serta mengurangi angka
pengangguran di kabupaten Purworejo.
B.
Nama
& alamat
Nama
usaha ini adalah industri tempe bu Siti, dan usaha ini pada dasarnya berasal dari
kata murni yang mana produk tempe ini betul-betul terbuat dari kedelai yang
berkualitas dan tidak tercampur dengan jenis lain sehingga hal ini yang
membedakan industri tempe milik bu Siti dengan yang lain. Alamat industri tempe
ini yaitu beralamat di Baledono Rt 05 Rw 08, Purworejo. Tempat ini sekaligus
sebagai tempat tinggal bu Siti dan keluarganya, karena jika tempat usaha dan
rumah tinggal dipisah akan menyusahkan dalam produksi tempe karena proses
pembuatan tempe tidak pernah berhenti beroperasi.
C.
Bidang
Usaha
Bidang
usaha industri tempe bu Siti dapat dikatakan sebagai industri rumah tangga
(home industry) dalam bidang bahan makanan, dimana memproses atau mengolah
suatu bahan baku menjadi bahan makanan. Usaha ini bergerak di bidang usaha
pembuatan tempe. Industri dapat diartikan sebagai kegiatan pengadaan barang
ekonomi untuk keperluan dan kesejahteraan manusia.
D.
Bentuk
Usaha
Bentuk
Usaha industri tempe bu Siti adalah Usaha usaha rumahan dan dikembangkan
sebagai usaha industri skala rumah tangga. Industri tempe bu Siti ini adalah
merupakan industri keluarga dalam kepemilikannya. Industri tempe bu Siti ini
dekat dengan tempat penjualan kedelai yang berada di daerah Baledono juga.
Industri ini memenuhi kebutuhan konsumen di masyarakat yang mengelola sumber-sumber
lokal. Banyak manfaat dan
keutamaan yang dapat diperoleh dari industri rumah tangga, dalam skala makro
industri rumah tangga adalah salah satu pilar utama pendukung kekuatan
perekonomian suatu negara, industri rumah tangga secara langsung dapat mengurangi
tingkat pengangguran, mempercepat siklus financial (Perputaran keuangan) dalam
suatu komunitas masyarakat yang berarti memicu laju pertumbuhan pendapatan
negara, memper pendek kesenjangan sosial, sekaligus mengurangi dampak
kriminalitas yang mungkin ditimbulkannya, semua itu yang harus berjalan
seimbang agar dapat memberikan sumbangan yang lebih baik dalam perekonomian
negara.
E.
Gambaran
perkembangan usaha bisnis
Awalnya
industri tempe bu Siti ini hanya sekala kecil dan di jual sendiri di pasar namun
lambat laun karena permintaan pasar akan tempe semakin meningkat dan kebetulan
sudah memiliki cukup modal akhirnya bu Siti dan suaminya inisiatif membuat
industri tempe yang lumayan besar dan mempekerjakan beberapa karyawan. Dan
sejak 10 tahun terakhir ini usaha tempe ini berhasil memenuhi permintaan
konsumen yang besar. Sekarang ini tempe yang di produksi di pasarkan ke pasar
Baledono, restaurant dan juga banyak konsumen yang datang langsung untuk
membeli tempe dalam jumlah sedikit maupun banyak.
BAB II
PROFIL USAHA
BISNIS
A.
Gambaran
Umum usaha bisnis
Industri
rumah tangga tempe ini merupakan usaha yang dimulai dengan skala kecil sehingga
kebutuhan akan tempat, alat dan prasarana, biaya, tenaga kerja serta waktu yang
dibutuhkan tidak terlalu lama.
Industri
tempe adalah suatu kegiatan atau unit usaha yang mengolah kedelai menjadi
tempe. Industri pembuatan tempe biasanya masih tergolong industri rumah tangga
yang mempekerjakan 1-4 orang.
Kacang
kedelai merupakan jenis polong-polongan yang memiliki nutrisi yang sangat
banyak seperti protein, lemak, serat, kalsium, lesitin, dan Vitamin-vitamin
lainnya. Hal tersebut dikarenakan adanya asam amino essensial yang berada di
dalamnya, banyak disukai orang dan harganya tejangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. Untuk itu usaha ini perlu dibina agar dapat terus berkembang. Ada
beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan industri rumah
tangga pembuatan tempe, antara lain : teknologi, proses produksi, pemasaran dan
peluang pasar.

Tabel
1 : Kandungan zat gizi pada tempe kedelai
B.
Perizinan
Pengembangan
Usaha industri tempe bu Siti semakin meningkat dan lebih ditingkatkan untuk
memperoleh pengakuan dari masyarakat akan kualitas produksinya, maka usaha ini
didaftarkan pada instansi terkait. Hal ini ditandai dengan keluarnya izin dari
Disperindag. Dengan syarat telah
memenuhi kriteria-kriteria tertentu seperti lokasi industri, surat keterangan
Lurah mengenai usaha tempe dan mengisi formulir mengenai usaha yang akan di
keluarkan izinnya. tanda daftar industri ini merupakan surat izin usaha yang
berlaku tanpa batas waktu. Usaha ini juga tertib dalam membayar pajak.
C.
Aspek Teknis Produksi/Operasi
Proses
produksi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat menghasilkan
suatu produk. Agar proses produksi dapat berjalan dan terlaksana dengan baik
maka perlu penyediaan bahan berupa bahan baku, bahan pelengkap, tenaga kerja,
modal dan peralatan. Proses pembuatan tempe kedelai di Kabupaten Purworejo
masih sederhana. Adapun peralatan yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Kenceng
Alat
ini berfungsi sebagai tempat untuk merendam kedelai yang akan dibuat tempe.
Alat ini seperti wajan.
b. Saringan
Alat
ini berfungsi untuk menyaring kedelai setelah direndam dan akan dikukus.
c. Tungku masak
Alat
ini berfungsi sebagai tempat perapian yang digunakan untuk merebus dan mengukus
kedelai. Alat ini terbuat dari susunan batu bata dengan ditambah semen, pasir
dan bahan bangunan lainnya, berbentuk seperti gundukan dengan empat lubang.
Satu lubang menghadap kesamping sebagai tempat memasukkan kayu bakar. Tiga
lubang menghadap keatas sebagai tempat memasak.
d. Panci
Alat ini berfungsi untuk merebus kedelai.
e. Tumbu
Alat ini digunakan untuk mencuci kedelai yang
sudah direbus serta tempat untuk memecah kedelai. Pemecahan kedelai masih
menggunakan cara tradisional yaitu dengan menggunakan kaki kemudian
diinjak-injak. Tumbu ini terbuat dari anyaman bambu, seperti besek tetapi dalam
ukuran besar.
f. Jembangan atau gubah
Alat ini berfungsi untuk merendam kedelai
setelah direbus dan dipecah selama satu malam. Jembangan ini terbuat dari tanah
liat dan berbentuk seperti gentong. Didalam jembangan ini terdapat sisa-sisa
air rendaman kedelai yang dibiarkan tidak dicuci sehingga bisa dipakai sebagai
obat agar kedelai yang direndam cepat berlendir.
g. Dandang
Dandang berfungsi untuk mengukus kedelai yang
sudah direndam selama satu malam. Dandang ini terbuat dari tembaga.
h. Kukusan
Kukusan
berfungsi sebagai tempat meletakkan kedelai sewaktu dikukus. Kukusan ini
terbuat dari anyaman bambu dan berbentuk kerucut.
i. Tenggok
Tenggok
ini digunakan untuk mendinginkan kedelai yang telah dikukus dan sebagai tempat
peragian.
j. Baskom
Baskom ini berfungsi sebagai tempat kedelai
yang sudah diberi ragi dan siap untuk dibungkus.
k. Takaran
Alat
ini berfungsi sebagai pengukur seberapa banyak kedelai yang akan dibungkus.
l. Bagor
Alat
ini berfungsi sebagai tempat untuk meletakan tempe yang sudah jadi dan siap
dipasarkan.
Proses
pembuatan tempe kedelai di Kabupaten Purworejo sedikit berbeda dengan teori
cara pembuatan tempe pada umumnya. Perbedaannya terletak pada proses perebusan
kedelai yang dilakukan sebanyak dua kali.
Untuk
lebih jelasnya, berikut ini adalah langkah-langkah
pembuatan tempe kedelai di Kabupaten Purworejo :
a. Kedelai
yang akan dibuat tempe direndam dalam kenceng selama 2-3 jam atau sampai
kedelai membesar dari ukuran semula.

Gambar 1 : Proses perendaman kedelai
b. Kedelai
yang sudah direndam, kemudian direbus sampai matang dan kulit kedelai bisa
dikupas dengan mudah.

Gambar 2 : Proses perebusan kedelai
c. Meletakan
kedelai yang sudah direbus kedalam tumbu, kemudian diinjak-diinjak sampai
kedelainya pecah dan semua kulitnya terkelupas. Setelah itu kedelai dicuci
sampai bersih dari kotoran-kotoran.

Gambar 3 : Proses pencucian kedelai
d. Kedelai
yang sudah dipisahkan dengan kulitnya, direndam kedalam jembangan atau gubah
selama satu malam dan sampai kedelainya keluar lendir sehingga jika dipegang
akan terasa licin.

Gambar 4 : Proses perendaman kedelai selama satu
malam
e. Kedelai
yang sudah cawar, kemudian dicuci sampai bersih agar tempe tidak membusuk
Gambar 5 : Proses pencucian kedelai tahap 2
f. Setelah
dicuci, kedelai dikukus atau direbus kembali selama 3 jam atau sampai
kedelainya tanak.

Gambar 6 : Proses pengukusan kedelai
g. Setelah
kedelai dikukus atau direbus, kemudian ditiriskan dan diratakan diatas tenggok
agar cepat dingin.

Gambar 7 : Proses pendinginan kedelai
h. Setelah
kedelai dingin, kemudian diberi ragi secukupnya kemudian diaduk-aduk dan
dibolak-balik agar ragi merata.

Gambar 8 : Proses peragian
i.
Setelah diberi ragi, kedelai kemudian
dibungkus dengan daun,plastik.

Gambar 9 : Proses pembungkusan kedelai dengan daun

Gambar 10 : Proses pembungkusan kedelai dengan
plastik
j.
Kedelai yang sudah dibungkus kemudian
dibiarkan selama dua hari.

Gambar 11 : Proses penyimpanan kedelai yang sudah
dibungkus selama dua malam
k. Tempe
kedelai siap dijual.

Gambar 12 : Tempe yang sudah siap untuk dijual
Komposisi tempe yang baik adalah
sebagai berikut :
No
|
Komposisi
|
Keterangan
|
1.
|
Kadar air
|
60 %
|
2.
|
Kadar protein
|
20 %
|
3.
|
Abu
|
0,9 %
|
4.
|
Karbohidrat
|
3,9 %
|
5.
|
Lemak
|
9,7 %
|
6.
|
Warna
|
Putih keabu-abuan
|
7.
|
Bau dan rasa
|
Normal
|
8.
|
Bahan tambahan /bahan pengikat
|
1 % zat warna negatif
|
Tabel
2 : Komposisi tempe yang baik
Untuk
lebih jelasnya mengenai pembuatan tempe kedelai di Kabupaten Purworejo, dapat
dilihat pada Gambar 1 berikut:
![]() |
![]() |
Gambar
1. Gambar Pembuatan Tempe Kedelai di Kabupaten Purworejo
- Aspek Pemasaran
Strategi
pemasaran berorientasi pada pelayanan dan kepuasan para konsumen dengan
memperhatikan kualitas dan kuantitas produk tempe kedelai yang dihasilkan.
Pemasaran tempe kedelai di Kabupaten Purworejo dilakukan langsung oleh perajin.
Sebagian besar perajin memasarkan tempe produksinya dengan cara berjualan di
pasar-pasar, dijual ke restaurant atau rumah-rumah makan, menitipkan tempe ke
warung-warung kecil atau bahkan ada yang langsung didatangi oleh pembeli
dirumahnya. Tempe yang dihasilkan sebagian besar masih dijual di dalam kota
saja.
Usaha pembuatan tempe mampu memenuhi
permintaan konsumen dengan produksi tempe dari 100kg kedelai /hari. Daerah
pemasaran tempe mencakup daerah Kabupaten Purworejo Suatu peluang yang sangat
besar untuk menjadikan usaha pengolahan kedelai menjadi produk tempe di wilayah
ini karena ditunjang dengan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
lingkungan sosial yang mendukung untuk usaha ini.
- Aspek Manajemen
Dalam
aspek manajemen atau organisasi berhubungan dengan jenis pekerjaan dan
ketersediaan tenaga kerja atau sumberdaya manusia yang diperlukan, serta bentuk
organisasi. Sumber daya manusia adalah manusia yang mampu bekerja untuk
memberikan jasa atau usaha kerja. Mampu bekerja berarti mampu melaksanakan
kegiatan yang mempunyai nilai ekonomi, karena kegiatan yang menghasilkan barang
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan atau industri.
Usaha tempe ini dirintis pertama kali
oleh ibu Siti dan suaminya. Pengembangan usahanya meningkat karena kerja keras
dan usaha untuk memenuhi kebutuhan maasyarakat akan produk hasil olahan kedelai
berupa tempe. Sumberdaya manusia atau tenaga kerja yang terlibat pada industry
tempe ini adalah sebanyak 7 orang, yang terdiri dari :
- Manajer = 1 orang ( ibu Siti )
- tenaga Kerja bagian keuangan = 1 orang ( ibu Siti )
- Tenaga Kerja bagian produksi = 3 orang ( karyawan )
-
Tenaga Kerja bagian pemasaran = 2 orang ( karyawan )
Pada
umumnya umur atau usia dari tenaga kerja / karyawan industri tempe adalah
20-35tahun, dan berlatar belakang pendidikan setingkat SMP – SMA.
Industri
tempe bu Siti, walaupun dikategorikan usahanya masih skala rumah tangga tapi
dapat mempekerjakan, memberdayakan sejumlah orang, walaupun secara
administrative organisasi tata laksana industri belum memenuhi ketentuan
undang-undang ketenagakerjaan Indonesia.
Tenaga kerja yang dipekerjakan pada
industri tempe ini mampu melaksanakan tugas dan pekerjaan masing-masing
menujrut tugas, baik dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Tim Manajemen dalam industri tempe bu Siti sama
dengan baik dan kompak dalam menjalankan usaha mereka.
Dari
sistem kerja pada industri tempe ini dinilai baik dan layak untuk industri
rumahan (home industry) khususnya industri tempe ini, karena dari segi upah
yang dibayarkan oleh pihak industri kepada para pekerja atau tenaga kerja
dinilai cukup karena gaji per hari itu Rp 40.000,-
F.
Aspek Keuangan
Aspek
keuangan biasa juga dikenal dengan istilah aspek ekonomi, antara lain
financial. Sumberdaya financial adalah semua harta yang dimiliki baik berupa
uang tunai maupun barang-barang yang bernilai ekonomi sewaktu-waktu dapat
diuangkan dan dapat digunakan untuk mempertahankan kelancaran jalannya industri
tempe kedelai pada saat yang dibutuhkan.
Sumber daya financial yang dimiliki oleh
perusahaan berupa uang tunai yang disimpan di Bank sebanyak Rp 10.000.000,-.
Sumberdaya lainnya berupa tempat tinggal yang bernilai Rp 100jt serta lahan
areal tempat penyimpanan tempe.
Pendapatan
bersih hasil penjualan tempe perkiraannya setiap bulan adalah Rp 6.000. 000,-
Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa
produksi, besarnya tergantung pada jumlah output yang di produksi dan tetap
harus dikeluarkan walaupun tidak ada produksi. Biaya tetap industri
perkiraannya adalah Rp 5.500.000,-.
Analisa Kelayakan Usaha
Π = Total Pendapatan ►TR - TC
TR = Total Penerimaan
TC = Total Pengeluaran dari usaha Marning jagung
Π = Rp 11.500.000 – Rp 5.500.000
= Rp 6.000.000,-
R/C Ratio = Total Penerimaan /
Total Biaya
= 11.500.000 / 5.500.000
= 2,090
R/C ratio lebih besar dari satu berarti pengolahan kedelai menjadi
tempe layak dikembangkan dan menguntungkan karena setiap Rp 1000 biaya yang
dikeluarkan menghasilkan tambahan Rp. 2,090.-
BAB III
KESIMPULAN
1.
Pengembangan industri kecil atau home industry juga bisa dikembangkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat.
2.
Pengembangan Usaha tempe dapat meningkatkan taraf hidup, pemenuhan gizi
masyarakat guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
3.
Pengembangan usaha tempe mendukung program pemenuhan kebutuhan masyarakat atau
konsumen dalam bidang bahan makanan.
4. Teknologi pengolahan kedelai menjadi tempe dapat dikembangkan
sebagai usaha industri skala rumah tangga, karena menguntungkan sesuai
perhitungan analisa usaha tani yaitu R / C ratio = 2,090, dan pendapatan
industri pembuatan tempe selama 1 bulan adalah Rp 6.000.000,-
Lampiran 2 Foto Kegiatan Observasi
dan Wawancara Industri Pembuatan Tempe di Baledono, Purworejo





Tidak ada komentar:
Posting Komentar